Pernah mendengar nama kota Pangkal Pinang? Mungkin sebagian orang yang pernah mendengarnya kadang tidak bisa membedakan antara Pangkal Pinang dan Tanjung Pinang (termasuk Fitri). Pangkal Pinang adalah ibukota provinsi Bangka Belitung yang terletak di Pulau Bangka, satu dari dua pulau besar di provinsi tersebut.

Sebagai salah satu gerbang kedatangan di Bangka Belitung, Pangkal Pinang tentu tidak serta merta sekadar menjadi tempat transit bagi wisatawan yang menuju Belitung. Pariwisata Pulau Bangka menyimpan berbagai destinasi yang menarik. Garis pantai sepanjang pesisir timur salah satu yang menjadi primadona. Kami berdua pun awalnya termasuk salah dua yang memandang sebelah mata karena membandingkan dengan popularitas pulau Belitung yang melejit berkat novel best seller karya Andrea Hirata, Laskar Pelangi. Kami tidak sengaja mendarat di pulau Bangka karena tidak kebagian tujuan Belitung dengan tiket promo dari Citilink seharga 110 ribu untuk pulang pergi. Tiada Belitung, Bangka pun jadi.

Setibanya kami di bandara Depati Amir yang tidak terlalu besar namun cukup rapi, Fitri berinisiatif untuk mendatangi seorang mbak-mbak di salah satu sudut bandara. Rupanya mbak tersebut menjaga booth dinas pariwisata Bangka Belitung.

“Pagi mbak, mau nanya hehehe. Mmmm di sini kalau mau jalan-jalan enaknya kemana yah mbak?” Tanya Fitri dengan muka seramah mungkin
“Memangnya kakak kakak ini maunya kemana?”
“Ehehe nggak tau mbak hehehe”
“Wah ke sini tujuannya apa?”
“Liburan mbak, tapi nggak tau mau ke mana hehehe”

Itulah percakapan singkat yang terjadi, sisanya, mbak tadi hanya malu-malu dan tidak menjelaskan apapun yang cukup jelas, namun sebagai gantinya, ia menyodorkan peta dan brosur wisata pulau Bangka yang bisa kami bawa pulang. Selain itu disudut lain juga ada komputer interaktif yang bisa ditekan tombolnya untuk mengetahui info seputar tempat wisata yang kita inginkan. Satu nilai plus untuk Bangka!

Kami memutuskan untuk berjalan kaki keluar dari bandara dan mampir di warung untuk menanyakan arah Angkutan Kota. Bapak penjaga warung yang cukup heran karena mengetahui kita datang dari Jakarta untuk berlibur di hari senin memberikan petunjuk untuk naik angkot dari situ atau dari pertigaan ke arah pusat kota, ia juga memberikan rekomendasi daerah penginapan yaitu di sekitar masjid jamik. Rupanya, daerah sekitar bandara ini bisa dibilang daerah pinggiran kota Pangkal Pinang.

Kamipun menaiki angkot dengan ongkos 4000 rupiah sembari menikmati jalanan di kota Pangkal Pinang dan tak lama pak supir memberitahu bahwa kami sudah tiba di tujuan yang kami minta tadi. Rupanya jarak bandara dan pusat kota hanya sekitar 8 kilometer dengan waktu tempuh dengan angkot sekitar 7-10 menit karena tidak ada macet! Satu nilai plus lagi untuk Bangka yang bandaranya sangat jangkau-able. Hehehe

Penasaran kemana saja kami pergi selama ke Bangka? Simak cerita kami selanjutnya yaaa.

0 comments:

Post a Comment

Jangan segan untuk komen / bertanya / sharing ya! :)