Now Playing; Ingin Pulang – Sheila on 7
Bangunan ruang kelas empat,
kira-kira empat kali empat meter, hmmm
kurang sedikit. Meja dan kursinya panjang-panjang, enak buat beramai-ramai.
Tapi tentu saja yang perempuan ogah
sebangku dengan yang laki-laki, tidak seru katanya. Papan tulis kapur yang
sebenarnya jarang ditulisi karena.... ah sudahlah.
Pukul dua belas, murid-murid
sudah pulang. Berjalan pulang sambil menggamit tangan-tangan kami. Lebih
tepatnya berebutan menggamit salah satu bagian tangan kami. Pokoknya yang
penting kebagian, rasanya mereka sudah senang. Aku masih terdiam memandangi
bangunan kecil semi panggung dari kayu (yang ku harap tidak lapuk) yang
dibangun di tanah bekas rawa ini. Memandangi dari layar handphone ku.
“Ku ingin pulang, tuk segera berjumpa denganmu..”
Masih riuh rendahkah suara
anak-anak di dalam kelas itu?
Masih ramaikah teras bagian
belakang oleh murid perempuan yang ngerumpi?
Masih berantakan kah tong
sampahnya? Duh, kan kakak sudah bilang,
tong sampahnya harus dibersihkan ba, tidak boleh dibiarkan sampai penuh apalagi
kena tendang yang lain hingga berserakan
Yang ini tidak perlu ditanya;
pasti selalu ada tawa bahagia mereka.
“Ku ingin kau tahu, ku bergetar merindukanmu..”
Bangunan bisa hancur
Kelas boleh berganti
Waktu pasti terus berjalan
Mereka boleh saja tumbuh besar
Kami nyatanya harus pulang
Dan mungkin tak akan pernah
kembali
Tapi ingatan tak akan pudar
Momen akan tetap terkenang dan
cerita kan tetap ada
Cara mereka membuat kami merasa
spesial akan tetap melekat di hati
Memori indah mereka akan kami
akan tetap bersemayam
Hingga mereka dewasa
Dan mengerti arti datang, pergi, dan kembali
“..semakin ku terlelap semakin jelas sangat senyuman..”
Fitriani
Depok 19 november 2014
0 comments:
Post a Comment
Jangan segan untuk komen / bertanya / sharing ya! :)